Comfortepedia Weekly Highlights adalah rangkuman berita dalam sepekan yang rame jadi perbincangan banyak orang. Menyajikan berita terNYAMAN dari dunia lifestyle, teknologi, olahraga, dan isu terhangat di media sosial yang ditulis secara singkat serta praktis.
Gimana suksesnya peluncuran album We Are Neurotic bisa jadi inspirasi para musisi baru? Simak selengkapnya dan topik menarik lainnya mulai dari fitur tren Video Messages WhatsApp, single baru Tuan Tigabelas, Gen Z lebih retro dari Milenial, hingga John Wick versi anime hanya di Comfortepedia Weekly Highlights.
We Are Neurotic akhirnya rilis album "You Are Not Even Close". Yang menarik dan pengen gue ceritain, lika-liku perjalanan menuju pelepasan album itu inspiratif banget, Bro! Udah gitu, lahirnya album ini boleh dibilang sama berlikunya dengan perjalanan musik We Are Neurotic. Jadi Sebelum jadi formasi kayak sekarang, Jonathan Mono bersolo karier dulu. Dia ngejalanin proyek Neurotic dengan berganti-ganti partner, sampe akhirnya ketemu Karel William dan Yosaviano Santoso (bass) dan mengubah namanya jadi We Are Neurotic. Komposisi trio inilah yang akhirnya klop dan berhasil ngebuka jalan menuju mimpi mereka.
Dari awalnya berkecimpung di laman Discord milik dua musisi elektronik asal Inggris, Disclosure, We Are Neurotic dapet pelajaran berharga soal produksi musik. Setelah dapet banyak masukan, mereka merintis mimpi dengan bikin original track dalam bentuk video 60 detik terus di-upload di Instagram. Ternyata cara mereka ini narik perhatian banyak orang, Bro. "Lewat Reels, ternyata ada perusahaan rekaman dari luar negeri dengan mudahnya menghubungi kami lewat Instagram dan bilang, 'Kami mau pakai ini,'" kata Mono.
Udah tau kan kalo sekarang lo bisa kirim chat berupa video singkat di WhatsApp? Fitur video messages ini lagi ngetren di medsos. Banyak yang udah mulai nyobain, meski sekadar buat seru-seruan aja. Durasi video sendiri maksimal satu menit. Cukuplah ya. Kalaupun nggak cukup, ya tinggal buat video lagi sejumlah yang lo inginkan. Jadi nggak perlu video call lagi. Terus dilengkapi pilihan "delete" juga buat jaga-jaga kalo pesan video yang lo buat masih belum sesuai keinginan. Fleksibel, kan?
Peluncuran sebenernya udah dari September lalu. Tapi diberlakukannya secara bertahap, jadi nggak semua orang bisa langsung nyobain. Nah, baru-baru ini semua pengguna WA yang udah update versi terbaru, udah bisa mencobanya. Makanya lagi viral di media sosial karena banyak yang bikin kontennya. Coba deh cek WA lo udah bisa apa belum. Menurut gue, fitur ini ngebantu banget sih, terutama kalo kita dalam situasi susah atau males ngetik chat. Misalnya pas lo lagi dimintain tolong belanja sesuatu tapi lo nggak tau barangnya yang mana. Bisa juga pas lo lagi dalam kendaraan di jalan, meski sebenernya hal ini berbahaya ya, Bro terutama kalo lo lagi nyetir. Pokoknya macem-macem deh.
Tapi untuk bisa nikmatin fitur ini harus ada yang diaktifkan dulu. Nah, untuk detailnya lanjutin bacanya di sini.
Rapper Muhammad Syaifullah atau yang lebih terkenal dengan nama Tuan Tigabelas baru aja ngerilis single baru berjudul "KING". Lagu ini dia bikin dan persembahkan khusus buat para seniman jalanan, terutama komunitas skena grafiti. Untuk ngebahas single barunya, emang lebih afdol kalo lo udah liat video musiknya (MV). Soalnya di situ keliatan cukup jelas gimana lagu "KING" mencoba ngasih apresiasi buat para seniman yang dianggap berperan besar mengubah tembok-tembok kota yang kumuh jadi lebih berwarna. Nggak cuma itu, di video juga ditunjukin gimana seniman grafiti sebenernya selalu punya pesan di tiap karyanya. Jadi nggak cuma sekadar corat-coret tanpa makna, Bro.
“Jalanan adalah kanvas kosong, Kami datang dari sudut gorong2, Kolaborasi kami sikat gotong royong, Tak kan berhenti sampai nanti fajar menyongsong,” begitu salah satu penggalan lirik lagu “KING” yang ngasih kesan semangat baru buat para seniman jalanan. Di bagian deskripsi channel YouTube Tuan Tigabelas juga di-spill kalo lagu ini emang bentuk apresiasi buat semua writters (penulis grafiti) dan adrenaline junkie. Lagu ini juga dipersembahkan buat mereka semua yang berani bergerak turun ke jalan, menyuarakan protes pada banyaknya tembok-tembok kota yang sebenernya udah usang tapi terkesan dibiarkan terbengkalai.
Kayak apa lagunya? Gas baca sampe abis di sini.
Sefruit hasil survei dari Jakpat ngungkap kalo Gen Z katanya malah lebih retro dibandingkan Milenial. Kesimpulan ini ditarik setelah ngeliat data yang nunjukin lebih banyak Gen Z (55%) yang suka fashion formal dibanding milenial (49%). Emang iya ya? Survei ini emang nggak bisa mutlak dijadiin validasi sih. Soalnya responden yang dilibatin juga cuma 702 orang, yang terbagi rata antara Gen Z (lahir 1997-2012) dan milenial (lahir 1981-1996). Tapi seenggaknya hasil survei ini udah bisa ngasih insight yang bisa kita konfirmasi ke diri sendiri, ya gak sih? Terutama buat lo yang Gen Z nih, apakah betul lo lebih minat sama produk fesyen retro, vintage, preloved, dan semacamnya?
Kalo di luar negeri, seperti gue lansir dari The Independent, apa yang dikatakan Pew Research Center dan Biro Sensus AS ternyata juga sama, Bro. Mereka nyimpulin meski milenial dan gen Z umurnya bersinggungan, tapi dua generasi ini ternyata punya perbedaan soal preferensi fesyen. Di-spill sama mereka kalo Gen Z itu lebih sadar sama isu lingkungan. Makanya mereka lebih mempertimbangkan budaya slow fashion dengan harapan bisa ngurangin limbah industri fesyen. Selain itu, dijelasin juga kalo gen Z beli produk fesyen formal itu karena ngikutin tren terkini. Beda sama milenial yang beli produk fesyen berdasarkan kebutuhan buat dirinya, salah satunya olahraga. Makanya milenial dianggap nggak terlalu peduli sama perkembangan tren.
Benarkah kayak gitu? Terusin bacanya di sini.
Siapa penggemar John Wick di sini? Udah denger belum kalo franchise film aksi yang sukses ini mau diadaptasi dalam wujud animasi Jepang alias anime? Kabar mengejutkan ini datang langsung sang sutradara John Wick, Chad Stahelski, waktu diwawancara sama The Playlist. Dia bilang kalo saat ini mereka emang lagi dalam proses pengerjaan proyek anime franchise tersebut. Lahhh, diem-diem nih ceritanya?
Stahelski sih nggak bilang ya apakah kisah animenya merupakan prekuel, sekuel, atau versi remake-nya aja. Tapi yang jelas versi animenya nanti bakal jadi serial, bukan film panjang. Terus dia juga ngejanjiin kalo ceritanya nanti akan lebih keren dari versi filmnya! Selain cerita, Stahelski juga nge-spill kalo adegan demi adegannya nanti bisa jauh lebih brutal. Menurutnya dengan versi anime, gagasan-gagasannya yang tadinya sulit direalisasi di live action akan jadi lebih mudah dilakukan. Wadaw, bener juga ya. Tapi pasti jadi anime dengan rating dewasa nih.