Citayem fashion week, konten “Berapa harga outfit lo?”, Gorpcore, Blokecore dan core-core yang lain adalah fenomena tren fashion yang pernah naik banget di Indonesia. Nah, karna lagi tren banyak anak muda yang FOMO dan pengen ikutan tren fashion itu, pertanyaannya “kalo gak punya duit buat beli item fashion-nya gimana bang?” Gampang, thrifting jawabannya. Kita bakal bahas awal thrifting sampe sekarang ada tren baru yang identik banget sama barang-barang thrifting yaitu “Grandpacore” kayak gimana tuh?
Jauh setelah itu thrifting jadi pilihan lagi ketika krisis moneter terjadi di Indonesia tahun 1998. Karena daya beli masyarakat yang menurun dan kondisi ekonomi yang lagi nggak well, barang impor bisa dibilang jadi solusi buat mereka yang tetep pengen belanja kebutuhan fashion tapi dengan harga yang bersahabat.
Bandung menyebut thrftingan dengan Cimol, Yogyakarta dengan Awul-awulan, Surabaya dengan Cakaran atau Obok-obok. Diluar pulau jawa pun mereka punya istilah sendiri, di Lampung dikenal dengan istilah Baju batam, Palembang dengan “BJ” atau buruan Jambi, Sumatera Utara dengan Monza dan Kalimantan Utara dengan istilah Baju cakar.
Belum lagi ditambah aksesoris pendukung kayak topi, scarf, vest, kacamata dengan frame unik sampe jam tangan klasik bisa diklasifikasikan kedalam tren fashion Grandpacore ini.
Jadi, bisa dibilang fenomena thrifting dan tren Grandpacore ini jadi kayak simbiosis mutualisme gitu deh, saling mengisi dan saling nguntungin. Lo bisa tampil keren ala-ala retro gitu tapi tetap ramah di kantong, caranya ya tinggal ubek-ubek fashion item yang serba retro ditempat thrifting favorit lo yang paling #BikinNyaman.