Kalo orang bilang masa depan rock Indonesia ada di tangan Aldrian Risjad lo setuju nggak, Bro? Yang jelas, solois rock berusia 25 tahun ini sekarang berstatus peraih AMI Award untuk kategori Artis Solo Pria/Wanita Rock/Rock Instrumentalia Terbaik! Nah, kemaren dia baru aja ngukuhin eksistensinya dengan ngeluarin album panjang perdana bertajuk "Jangan Padam". Bahas yuk! Lagi jadi pembicaraan hangat banyak orang nih.
Ya, kalo ngomongin skena musik rock Indonesia saat ini, nama Aldrian Risjad emang nggak boleh nggak kesebut. Tahun lalu, lagunya yang berjudul “Berlari Pelan di Kota yang Cepat” sukses besar ngebawa dia meraih AMI Award untuk kategori yang terbilang prestisius. Nah, sejak itu, banyak yang menunggu kapan rocker muda ini ngeluarin album perdananya. Sampe akhirnya, album "Jangan Padam" ini keluar, Bro.
Menariknya, album ini ternyata punya makna tersendiri bagi Aldrian. Dia menyebutnya sebagai bentuk "pertaruhan" terbesar dalam karier musiknya. Tepatnya dia bilang gini: "Terus terang, banyak hal yang aku pertaruhkan lewat album Jangan Padam ini. Pertaruhan dari segi kreativitas, dari segi emosi, dari segi personal, bahkan dari segi finansial. Aku memahami betul bahwa terdapat ekspektasi besar yang siap menyambut kedatangan album ini, baik ekspektasi dari luar maupun ekspektasi dari diri saya sendiri. Terlebih lagi, tema yang aku usung di album ini bisa dibilang cukup ‘belantah’.”
Wowww... sedalem itu ternyata, Bro. Biar lebih dapet soal makna yang dia maksud, kita bedah dikit beberapa lagu yang ada di dalam albumnya deh ya. Soalnya menurut gue, lagu-lagunya Aldrian ini emang punya keunikan tersendiri. Dia malahan dinilai sebagai satu dari sedikit musisi muda Indonesia yang konsisten di banyak warna musik rock kayak pop-rock, folk-rock, sampai alternatif rock.
Jadi di album ini ada 10 lagu. Dirilis di bawah naungan label Sun Eater (yang membesarkan musisi top lain kayak Hindia dan Mantra Vutura), album "Jangan Padam" ini berkolaborasi dengan sosok-sosok kontemporer kayak Ahmad Ilyas, Enrico Octaviano, Luthfi Adianto, dan VTLS. Aldrian Risjad pernah bilang kalo album ini punya sesuatu yang dia sebut "ketelanjangan emosi". Musisi yang merupakan alumni UI ini ngaku kalo lagu-lagu di album ini bener-bener belum pernah dia eksplorasi sebelumnya.
“Ada keseimbangan yang cukup kompleks yang hendak aku capai sepanjang penggarapan album ini. Di satu sisi, aku bertekad untuk menuturkan seluruh perjuangan hidup aku secara apa adanya di album ini. Namun, di sisi lain, aku harus memastikan bahwa setiap lagu di album ini bisa menciptakan resonansi dengan setiap pendengar yang pastinya memiliki perjuangan hidup yang berbeda-beda. Di sini, aku berusaha menjamin bahwa faktor ‘kejujuran’ dan faktor ‘karisma’ senantiasa berimbang,” jelas Aldrian yang sebelumnya baru ngerilis mini album bertajuk Interrobang tahun 2020 lalu.
Hmm... nangkep sih ya. Kita kadang kalo bikin suatu karya juga gitu kan? Satu sisi pengen nunjukin kalo "ada kita" di dalam karya yang dibikin, tapi di sisi lain ada keresahan apakah orang lain bakal suka sama karya kita. Nah, makanya Aldrian menganggap peluncuran album ini tuh sebagai sebuah "pertaruhan". Apalagi dia adalah peraih AMI Awards, yang artinya orang akan punya ekspektasi sama karya-karyanya.
Makanya juga di album ini, Aldrian pengen ngehadirin lagu-lagu yang mencerminkan lika-liku hidup kebanyakan orang, tapi semuanya itu terkoneksi. Misalnya di lagu "Berlari Pelan di Kota yang Cepat" itu cerita tentang semangat bertahan hidup di tengah hutan rimba metropolitan. Terus ada lagu "Menang Jadi Abu" yang cerita tentang gimana seseorang ngadepin impian-impiannya. Lalu kalo butuh yang agak mellow, ada lagu "Ingin Kembali" yang nyeritain gimana seseorang kerap rindu sama masa lalu.
“Kalo boleh diringkas, dari segi narasi, album ini cerita tentang ketegangan yang terjadi antara ‘ekspektasi’ dan ‘realita’. Aku yakin para pendengar di luar sana, khususnya mereka yang berusia kisaran 18 tahun hingga 27 tahun, pasti paham betul kalo ketegangan kayak gini selalu jadi konflik batin yang rasa-rasanya nggak berujung. Menurutku, ini adalah narasi yang sangat personal, tapi anehnya juga sangat universal di zaman sekarang.”
Hmm...setuju 100 persen! Sebagai anak muda, tentu kita punya banyak mimpi dan ekspektasi, tapi ada kalanya realita nggak sesuai rencana. Nah, di sinilah Aldrian menurut gue coba ngehadirin berbagai macam realita hidup yang relate dan ngebikinnya jadi bisa #DibawaNyaman lewat musik. Makanya gue sangat merekomendasikan khususnya lo yang belum dengerin lagu-lagunya, coba deh simak dulu. Tiap kata dalam liriknya itu dapet, Bro.
Selain lagu-lagi di atas, Aldrian juga punya favourite song yang menurutnya layak lo dengerin. “Dari semua lagu yang ada di album ini, ‘Bayang Dalam Cermin’ memang lagu yang paling nguras emosi. Aku ngelihat lagu ini paling merefleksikan seperti apa tumbuh kembangku sebagai seorang solois, penulis lagu, sekaligus produser musik. Melahirkan lagu ini merupakan sebuah pencapaian pribadi bagiku.” Tuh, Bro! Kalo mau mengenal lebih dekat sosok Aldrian bisa lewat lagu ini.
Well, gue ngeliat album ini bisa jadi pembuktian dari seorang Aldrian Risjad. Apalagi genrenya dia kan rock, sesuatu yang sebenernya segmented. Tapi di sini Aldrian kayak coba ngebuktiin bahwa musik rock nggak cuma jadi konsumsi spesifik pecinta rock doang, tapi juga bisa nerobos hati pecinta musik genre lainnya, terutama generasi muda.
"Bila teman-teman mendengarkan album Jangan Padam ini, kalian akan memahami maksudku seperti apa,” katanya lagi. .
Yauds, daripada penasaran, gas deh langsung dengerin lagu-lagu di album perdananya. Selain lagu yang gue sebutin di atas, lo perlu tau juga beberapa karya awalnya kayak “Milk Candy”, “Premature”, dan “Help You Out”. Itu tuh bisa dibilang lagu-lagu yang ngebesarin nama penyanyi kelahiran 5 Oktober 1997 ini. Banyak yang bilang sih seolah-olah kayak dikemas sebagai hibridisasi kreatif antara Padi dan Kings of Leon. Tapi ada juga yang bilang musiknya itu inspirasi gabungannya Foo Fighter, Nothing But Thieves, Sandhy Sondoro, Barasuara, Sam Fender, sama Arctic Monkeys. Hmmm, emang iya ya? Coba yuk dengerin dan tuang pendapat lo di kolom komen.