Pisang goreng dinobatkan sebagai best deep-fried dessert alias makanan penutup gorengan terbaik di dunia, versi situs World Tourism and Culinary Alloy, Taste Atlas. Camilan khas Indonesia ini mengumpulkan nilai 4.60, mengalahkan gorengan lainnya seperti Quarkballen dari Jerman, Pastelitos Criollos dari Argentina, dan Fouskakia dari Yunani yang sama-sama dapet nilai 4.50.
Buat yang nggak tau, Taste Atlas ini udah lama jadi website panduan wisatawan dan kuliner mancanegara. Situs ini sering jadi rujukan atau enskilopedinya makanan tradisional gitu. Tiap tahunnya mereka memang rutin ngerilis daftar wisata, makanan, atau minuman terbaik di dunia. Jadi kita memang patut bangga!
"Kami telah membuat katalog lebih dari 10.000 makanan dan minuman, dan masih ada puluhan ribu yang belum diteliti dan dipetakan. Yang populer, serta selera dan aroma yang terlupakan dari setiap kota, wilayah, dan desa di dunia," tulis Taste Atlas.
Di Indonesia, pisang goreng sebenarnya nggak selalu jadi dessert. Gorengan berbahan dasar pisang ini juga bisa jadi makanan pembuka di pagi hari atau ya sekadar camilan sore atau malam. Umumnya masyarakat Indonesia makan pisang goreng saat santai, sambil ngopi atau ngeteh.
Tapi tau nggak lo kalo asal muasal pisang goreng ternyata ada pengaruh dari Portugis juga loh. Jadi ada bukti sejarah yang nunjukkin fakta itu, walaupun sifatnya nggak secara langsung ya. Gue jelasin dikit deh.
Jadi zaman dahulu kala (udah kaya dongeng, hahaha), orang-orang Portugis datang ke wilayah Melayu (Tahun 1511-an). Ceritanya mereka suka nih sama pisang lokal kita. Nah, ada salah satu dari mereka minta pisangnya dipotong-potong, terus diolah pake adonan tepung yang dicampur garam, gula, sama bumbu-bumbu, abis itu baru digoreng.
Resep ini lalu diwariskan turun temurun dan menyebar ke banyak wilayah di Indonesia. Lalu muncul deh varian-varian jenis pisang goreng.
Dikutip dari Liputan 6, ada 246 jenis buah pisang yang tersebar di Indonesia. Varian menu pisang gorengnya sendiri ada lebih dari 100 resep. Ini belum termasuk yang berkembang di Malaysia atau Singapura. Bahkan seiring kemajuan teknologi dan pengetahuan pangan, seluruh bagian pisang sekarang kayak kulit, daun, batang pohon, sampe jantungnya, udah layak dikonsumsi.
Nah, dari beberapa inovasi tadi, ada pisang goreng yang diolah jadi dessert istimewa. Harganya jadi nggak main-main loh. Misalnya di Omah Sendok Restoran Senopati. Di sini pisang goreng yang dikasih topping cokelat harganya Rp35.000.
Lalu di Benedict Thamrin, pisang goreng yang diolah bareng wajik, singkong, parutan kelapa, sama es krim pandan, harganya Rp45.000. Sedangkan di Kembang Goela Sudirman, pisang goreng yang dikasih parutan keju sama palm sugar sauce dibanderol Rp47.000
Nah, ada lagi yang lebih mahal, yaitu di Plataran Dharmawangsa sama Kafe Victoria Pondok Indah. Kalo di Plataran, pisang goreng dengan keju dan caramel sauce harganya Rp52.000. Terus di Kafe Victoria, pisang goreng dengan keju plus sauce khusus harganya Rp74.000! Nggak nyangka kan, lo?
Itu baru di Indonesia. Harga pisang goreng di luar negeri lebih gila lagi. Di Belanda, pisang goreng dihargai mulai dari 5 euro atau sekitar Rp75.000. Malahan ada juga pisang goreng di sebuah restoran Belanda yang harganya Rp983 ribu. Hampir sejuta, Bro!!!
So, mulai dari sekarang, lo udah nggak boleh lagi bilang pisang goreng itu makanan orang susah karena harganya murah. Gue yakin lo ngomong gitu karena belum pernah ke Belanda, kan? Hahaha! #DibawaNyaman aja. Siapa fans pisang goreng di sini?