Sebelum bahas sepatu baru Converse seperti foto di atas, gue mau tanya dulu deh. Lo tau manga Blue Giant nggak? Versi animenya baru aja tayang di Jepang dan lagi jadi bahan pembicaraan di mana-mana. Katanya memang bagus banget, Bro.
Nah, sneakers ini adalah hasil kolaborasinya Converse sama Blue Giant. Siluetnya menggunakan base All-Star High colorway black/white yang dibalut ilustrasi potongan manga Blue Giant di semua bagian upper sampe tongue. Sedangkan bagian logo All Star-nya dikasih warna biru, sesuai nama manganya.
Potongan adegan manga yang dipilih nyeritain gimana perjalanan tokoh utamanya, Dai Miyamoto jadi musisi. Tema ini terbilang fresh buat dunia manga Jepang, yang kebanyakan ngangkat cerita soal olahraga, detektif, percintaan remaja, ataupun kepahlawanan.
Sayangnya Blue Giant x Converse All-Star High ini cuma dirilis 1.500 pasang aja. Padahal harganya dipatok cuma 11.000 Yen atau sekitar Rp1,2 jutaan. Kayanya bakalan langsung ludes ya. Tapi gapapalah dapet dari tangan pertama, yang penting punya dulu.
Buat yang nggak tau, manga karya Ishizuka Shinichi ini diterbitkan pertama kali oleh Shogakukan pada 2013. Total udah 10 jilid yang udah dirilis. Di Indonesia, manganya juga terbit dan selesai sampe 10 jilid lewat penerbit M&C. Setelah serialisasi pertama manganya, Blue Giant terus dapetin sekuelnya yang bertajuk Blue Giant Supreme, kemudian lanjut ke Blue Giant Explorer.
Nah, sejak pertama kali dirumorkan mau dibikinin versi animenya, penggemar Blue Giant memang udah nunjukin antusias yang tinggi. Makanya sutradara Tachikawa Yuzuru sempet khawatir juga kalo animenya nanti nggak sesuai ekspektasi. Apalagi Blue Giant bercerita soal musik, bukan topik populer lainnya.
“Sejak awal, saya udah ngomong sama Ishizuka kalo kayaknya sulit membuatnya ke dalam versi film. Tapi dari tim produksi sampe tim musik, semua bersatu dan berusaha sebaik mungkin. Saya sudah menangis hanya karena storyboard dan musiknya,” katanya dilansir dari Comic Natalie.
Biar nggak penasaran, berikut sinopsisnya:
Dai ngejalanin kehidupan sehari-harinya sebagai siswa sekolah menengah di Sendai, sebuah tempat yang terkenal dengan musim panas yang lembab dan musim dingin yang basah. Dia ngerasa ada yang hilang di antara bola basket, pekerjaan paruh waktu, dan masa depan yang nggak pasti. Hal itu adalah musik.
Dai lalu berkomitmen bahwa di akhir tahun sekolahnya dia akan jadi musisi terbaik di dunia. Lalu apa yang harus dia punya untuk bisa mencapainya? Cukupkah hanya dengan bakat dan usaha? Apa dia juga butuh cinta yang dalam terhadap musiknya, bahkan sampe nggak punya sedikitpun pikiran untuk menyerah saat rintangan datang.
Tachikawa ngeyakinin kalo cerita Blue Giant ini bukan sekadar cerita pencarian jati diri seorang anak muda pecinta musik sembarangan. “Kami bertujuan bikin film yang bisa dinikmati orang-orang yang belum pernah denger jazz sebelumnya. Saya percaya kalo prinsip yang mendasari BLUE GIANT itu sebenernya ‘cara hidup yang menarik’ yang lebih terjamah manusia,” sambung sutradara Mob Psycho 100 itu.
Tachikawa juga mengungkap kalo NUMBER 8, studio yang kebagian tugas nyusun naskah dan skrip, nggak bisa nutupin antusiasnya garap proyek ini. Makanya mereka ingin film ini bisa dinikmati semua kalangan, termasuk pecinta manga, anime, ataupun musik.
“Saya harap film ini bisa ngasih jawaban buat orang-orang yang ingin melakukan sesuatu tapi nggak tau apa yang harus dilakukan,"tutupnya.
Nah, makin penasaran kan lo? So, mana dulu yang bakal lo lakukan? Hunting sneakers-nya atau manganya? Kalo animenya nggak tau deh masuk Indonesia atau nggak. Atau di antara lo ada yang tau infonya?